TERNATE- Wakil
Walikota Ternate, Arifin Djafar akhirnya angkat bicara soal dirinya tertangkap
kamera di Platinum, salah satu tempat hiburan malam di Kota Ternate beberapa
waktu lalu. Arifin mengaku, berada di tempat itu selama satu jam hanya untuk
mendampingi rombongan Wakil Menteri Perindustrian, Alex Retraubun yang pengen
berhura-hura melepas lelah. Arifin membantah melakukan tindakan amoral di
tempat itu. Bahkan, dia menganggap kunjungan ke Platinum adalah hal wajar
karena Platinum memiliki izin resmi dari pemerintah.
Penjelasan itu dia
sampaikan dihadapan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa
Maluku Utara Bersatu yang melakukan aksi unjuk rasa di Aula Kantor Walikota
Ternate siang kemarin. Kepada mahasiswa Arifin mengatakan sangat berterimakasih
atas demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dalam menyoroti aktifitas dan
perilaku pejabat publik di Kota Ternate, termasuk dirinya.
“ Tadi perwakilannya
sudah masuk dan menyampaikan beberapa hal kepada kami, dan saya juga sudah
menerima dengan baik masukan-masukan yang disampaikan,” katanya.
Dia mengaku pada
kesempatan itu juga ingin menyampaikan sejumlah hal penting guna meluruskan
pemberitaan terkait ‘kunjungan’ ke Platinum beberapa waktu lalu. Hal itu
dilakukan agar informasi yang diterima oleh masyarakat tidak kembali bias.
Arifin lantas menceritakan kronologis bagaimana sehingga dirinya bisa sampai di
Platinum. Dijelaskannya,’kunjungan’ ke
platinum itu bermula saat kedatangan rombongan Wakil Mentri Perindustrian di
Maluku Utara, tepatnya Kota Ternate.
“ Awalnya, saya
bersama dengan walikota dan rombongan dari pemerintah provinsi malut, yang di
Wakili asisten I menjemput Wakil Menteri di Bandara. Waktu itu, kunjungan
beliau ke sisini (Ternate). Siang setelah makan, karena Walikota menjalankan
tugas yang lain yakni mendampingi Pangdam, maka kami mendampingi Wakil Menteri mengunjungi
pabrik rumput laut yang dibangun di Kastela,” jelasnya.
Setelah mengunjungi
lokasi pembangunan pabrik rumput laut di Kastela, Arifin mengaku, malamnya
dilakukan acara ramah tamah di kediaman Gubernur Malut sekaligus makan malam
bersama antara pemerintah Kota Ternate, Pemerintah Provinsi Maluku Utara,
Rombongan Wakil Menteri Perindustrian dan Rombongan anggota Komisi III DPR RI.
Usai makan malam, dia mendapat kabar dari salah satu staf ahli pemkot ternate
bahwa tamu pemkot dari kementrian perindustrian berkeinginan merasakan huburan.
“ Saya bilang bisa
saja, silahkan hubungi Kabag Umum dan Perlengkapan, Kabag Humas dan SKPD
terkait untuk mendampingi orang itu. Atas permintaan dari mereka, saya setelah
mengantar Wakil Menteri ke Hotel (Amara) saya diminta ke Platinum untuk sekedar
say hallo. Dan dari sana (amara) saya langsung menuju kesana (platinum) tanpa
mau kemana-mana dan sebagainya, saya dengan pakaian apa adanya dari kegiatan
ramah tama itu, saya langsung menuju ke sana (platinum),” ujarnya.
Setelah sampai di
Platinum, arifin mengaku hanya mengkonsumsi air mineral dan minuman kaleng
pocari serta buah. Dia juga mengaku, berada ditempat huburan malam itu selama
satu jam. ‘Kunjungan’ itu juga kata dia, dirasakan sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Pasalnya, Platinum menurut dia adalah tempat umum yang legal
karena memiliki izin oleh pemerintah. Bahkan, ‘kunjungan’ itu olehnya tidak
yang pertama, melainkan sudah berulang kali dia lakukan.
“ Jadi tempat itu
legal, yang kesana bukan saya sendiri. Ditempat itu (Platinum), berapa kali
saya bersama keluarga berkunjung bahkan dengan beberapa tamu yang lain juga. Dan
saya, alhamdulilah, mau belajar tapi belum bisa, mau minum minuman keras juga,
mungkin akan datang kalau sudah bisa. Untuk saat ini belum, malam itu saya
mengkonsumsi aqua, pocari sweat dan buah. Jadi saya berada disitu kurang lebih
satu jam saya kembali (pulang ke rumah),” ungkapnya.
Setelah selama satu
jam bersama tamu dari Kementrian Perindustrian, Arifin kepada masa aksi mengaku
keluar dari ruang nongkrong dalam kedaan biasa-biasa saja. Pasalnya, dia
menganggap kunjungan itu adalah hal yang biasa. Bahkan, saat hendak
meninggalkan Platinum, dia berpapasan dengan sejumlah wartawan, kepada
wartawan, Arifin mengaku sempat bertegur sapa.
“ Saya juga sempat Say
Hallo dan Jabat tangan dengan teman-teman media. Saya bilang, kalian
(teman-teman media) duduk disini, silahkan, saya mau balik duluan. Jadi itu
yang saya lakukan. Jadi apa yang disampaikan oleh teman-teman melalui tulisan
tadi saya bersyukur. Ini sebuah koreksi untuk kebaikan saya dan kebaikan jalan
pemerintahan di Kota Ternate,” akunya.
Setelah memberikan
penjelasan itu, Arifin yang didampingi Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol), Barham Hi.Dayan meninggalkan ruangan Aula tanpa membuka
kesempatan mahasiswa untuk menyampaikan pertanyaan. Kondisi ini membuat
mahasiswa merasa kecewa, pasalnya menurut mereka masih banyak pertanyaan yang
terkait masalah itu yang ingin mereka tanyakan langsung Wakil Walikota. Mereka
menganggap, penjelasan itu, belum dapat menjawab pertanyaan besar, mengapa
Wakil Walikota tidak lantas memberikan klarifikasi setelah berita itu dilansir
dan dugaan adanya upaya ‘membungkam’ media saat berita itu hendak di muat.
“ kami ke sini bukan
semata mendengar ceramah, kami ingin berdiskusi agar masalah ini benar-benar
tuntas, kalau seperti ini bagaimana kami bisa percaya,” teriak salah satu
peserta aksi dengan nada tinggi.
Dalam kondisi tidak
merasa puas, mahasiswa ngotot untuk bertahan di halaman Kantor Walikota. Tak
berselang beberapa lama, mereka bersepakat meninggalkan kantor walikota.
Sebelum seluruh peserta aksi menaiki truk, salah satu pengunjung di Kantor
Walikota membuat sensasi. Pria bertopi, yang menggunakan kaos tanpa lengan dan
bercelana pendek itu berteriak mengusir mahasiswa. Bahkan sempat mengeluarkan
kata-kata yang tidak etis. Kondisi ini tidak diterima oleh para mahasiswa
sehingga mereka berusaha menyerang pria itu. Beruntung, aparat keamanan sigap
dan segera mengamankan para mahasiswa dan selanjutnya menaiki truk dan kembali
ke sekretariat mereka dan berjanji akan kembali melakukan aksi dengan jumlah
masa yang lebih banyak.
Sebelumnya, aksi yang
dilakukan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Maluku Utara
Bersatu ini dimulai pada pukul 10.30 WIT. dengan mengendarai dua unit mobil
truk lengkap sound system, masa mendatangi kantor walikota dan mengatakan,
sikap wakil walikota Ternate, Arifin Djafar yang berhura-hura ditempat hiburan
malam adalah hal yang buruk karena telah melanggar visi dan misi Bahari
Berkesan.
“ Seharusnya Arifin
menjadi panutan demi mengarahkan warga bagaimana caranya berperilaku yang baik
untuk mewujudkan ternate yang agamais dan berbudaya. Apapun bentuk alasan yang
disampaikan Arifin, kami sebagai warga masyarakat sudah tidak percaya lagi.
Arifin telah melakukan pembohongan publik, lantaran seruannya kepada warga
untuk membangun ternate yang agamais dan berbudaya dilanggarnya sendiri,” koar
salah satu orator. (amy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar