Selasa, 15 November 2011

Mengaku Satu Jam Di Platinum

TERNATE- Wakil Walikota Ternate, Arifin Djafar akhirnya angkat bicara soal dirinya tertangkap kamera di Platinum, salah satu tempat hiburan malam di Kota Ternate beberapa waktu lalu. Arifin mengaku, berada di tempat itu selama satu jam hanya untuk mendampingi rombongan Wakil Menteri Perindustrian, Alex Retraubun yang pengen berhura-hura melepas lelah. Arifin membantah melakukan tindakan amoral di tempat itu. Bahkan, dia menganggap kunjungan ke Platinum adalah hal wajar karena Platinum memiliki izin resmi dari pemerintah.
Penjelasan itu dia sampaikan dihadapan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Maluku Utara Bersatu yang melakukan aksi unjuk rasa di Aula Kantor Walikota Ternate siang kemarin. Kepada mahasiswa Arifin mengatakan sangat berterimakasih atas demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dalam menyoroti aktifitas dan perilaku pejabat publik di Kota Ternate, termasuk dirinya.
“ Tadi perwakilannya sudah masuk dan menyampaikan beberapa hal kepada kami, dan saya juga sudah menerima dengan baik masukan-masukan yang disampaikan,” katanya.
Dia mengaku pada kesempatan itu juga ingin menyampaikan sejumlah hal penting guna meluruskan pemberitaan terkait ‘kunjungan’ ke Platinum beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan agar informasi yang diterima oleh masyarakat tidak kembali bias. Arifin lantas menceritakan kronologis bagaimana sehingga dirinya bisa sampai di Platinum.  Dijelaskannya,’kunjungan’ ke platinum itu bermula saat kedatangan rombongan Wakil Mentri Perindustrian di Maluku Utara, tepatnya Kota Ternate.
“ Awalnya, saya bersama dengan walikota dan rombongan dari pemerintah provinsi malut, yang di Wakili asisten I menjemput Wakil Menteri di Bandara. Waktu itu, kunjungan beliau ke sisini (Ternate). Siang setelah makan, karena Walikota menjalankan tugas yang lain yakni mendampingi Pangdam, maka kami mendampingi Wakil Menteri mengunjungi pabrik rumput laut yang dibangun di Kastela,” jelasnya.
Setelah mengunjungi lokasi pembangunan pabrik rumput laut di Kastela, Arifin mengaku, malamnya dilakukan acara ramah tamah di kediaman Gubernur Malut sekaligus makan malam bersama antara pemerintah Kota Ternate, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Rombongan Wakil Menteri Perindustrian dan Rombongan anggota Komisi III DPR RI. Usai makan malam, dia mendapat kabar dari salah satu staf ahli pemkot ternate bahwa tamu pemkot dari kementrian perindustrian berkeinginan merasakan huburan.
“ Saya bilang bisa saja, silahkan hubungi Kabag Umum dan Perlengkapan, Kabag Humas dan SKPD terkait untuk mendampingi orang itu. Atas permintaan dari mereka, saya setelah mengantar Wakil Menteri ke Hotel (Amara) saya diminta ke Platinum untuk sekedar say hallo. Dan dari sana (amara) saya langsung menuju kesana (platinum) tanpa mau kemana-mana dan sebagainya, saya dengan pakaian apa adanya dari kegiatan ramah tama itu, saya langsung menuju ke sana (platinum),” ujarnya.
Setelah sampai di Platinum, arifin mengaku hanya mengkonsumsi air mineral dan minuman kaleng pocari serta buah. Dia juga mengaku, berada ditempat huburan malam itu selama satu jam. ‘Kunjungan’ itu juga kata dia, dirasakan sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Pasalnya, Platinum menurut dia adalah tempat umum yang legal karena memiliki izin oleh pemerintah. Bahkan, ‘kunjungan’ itu olehnya tidak yang pertama, melainkan sudah berulang kali dia lakukan.
“ Jadi tempat itu legal, yang kesana bukan saya sendiri. Ditempat itu (Platinum), berapa kali saya bersama keluarga berkunjung bahkan dengan beberapa tamu yang lain juga. Dan saya, alhamdulilah, mau belajar tapi belum bisa, mau minum minuman keras juga, mungkin akan datang kalau sudah bisa. Untuk saat ini belum, malam itu saya mengkonsumsi aqua, pocari sweat dan buah. Jadi saya berada disitu kurang lebih satu jam saya kembali (pulang ke rumah),” ungkapnya.
Setelah selama satu jam bersama tamu dari Kementrian Perindustrian, Arifin kepada masa aksi mengaku keluar dari ruang nongkrong dalam kedaan biasa-biasa saja. Pasalnya, dia menganggap kunjungan itu adalah hal yang biasa. Bahkan, saat hendak meninggalkan Platinum, dia berpapasan dengan sejumlah wartawan, kepada wartawan, Arifin mengaku sempat bertegur sapa.
“ Saya juga sempat Say Hallo dan Jabat tangan dengan teman-teman media. Saya bilang, kalian (teman-teman media) duduk disini, silahkan, saya mau balik duluan. Jadi itu yang saya lakukan. Jadi apa yang disampaikan oleh teman-teman melalui tulisan tadi saya bersyukur. Ini sebuah koreksi untuk kebaikan saya dan kebaikan jalan pemerintahan di Kota Ternate,” akunya.
Setelah memberikan penjelasan itu, Arifin yang didampingi Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Barham Hi.Dayan meninggalkan ruangan Aula tanpa membuka kesempatan mahasiswa untuk menyampaikan pertanyaan. Kondisi ini membuat mahasiswa merasa kecewa, pasalnya menurut mereka masih banyak pertanyaan yang terkait masalah itu yang ingin mereka tanyakan langsung Wakil Walikota. Mereka menganggap, penjelasan itu, belum dapat menjawab pertanyaan besar, mengapa Wakil Walikota tidak lantas memberikan klarifikasi setelah berita itu dilansir dan dugaan adanya upaya ‘membungkam’ media saat berita itu hendak di muat.
“ kami ke sini bukan semata mendengar ceramah, kami ingin berdiskusi agar masalah ini benar-benar tuntas, kalau seperti ini bagaimana kami bisa percaya,” teriak salah satu peserta aksi dengan nada tinggi.
Dalam kondisi tidak merasa puas, mahasiswa ngotot untuk bertahan di halaman Kantor Walikota. Tak berselang beberapa lama, mereka bersepakat meninggalkan kantor walikota. Sebelum seluruh peserta aksi menaiki truk, salah satu pengunjung di Kantor Walikota membuat sensasi. Pria bertopi, yang menggunakan kaos tanpa lengan dan bercelana pendek itu berteriak mengusir mahasiswa. Bahkan sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak etis. Kondisi ini tidak diterima oleh para mahasiswa sehingga mereka berusaha menyerang pria itu. Beruntung, aparat keamanan sigap dan segera mengamankan para mahasiswa dan selanjutnya menaiki truk dan kembali ke sekretariat mereka dan berjanji akan kembali melakukan aksi dengan jumlah masa yang lebih banyak.
Sebelumnya, aksi yang dilakukan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Maluku Utara Bersatu ini dimulai pada pukul 10.30 WIT. dengan mengendarai dua unit mobil truk lengkap sound system, masa mendatangi kantor walikota dan mengatakan, sikap wakil walikota Ternate, Arifin Djafar yang berhura-hura ditempat hiburan malam adalah hal yang buruk karena telah melanggar visi dan misi Bahari Berkesan.
“ Seharusnya Arifin menjadi panutan demi mengarahkan warga bagaimana caranya berperilaku yang baik untuk mewujudkan ternate yang agamais dan berbudaya. Apapun bentuk alasan yang disampaikan Arifin, kami sebagai warga masyarakat sudah tidak percaya lagi. Arifin telah melakukan pembohongan publik, lantaran seruannya kepada warga untuk membangun ternate yang agamais dan berbudaya dilanggarnya sendiri,” koar salah satu orator. (amy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar